Rabu, 31 Agustus 2011

Loyalitas sebagai Sifat Muslim ( Kopas^^ )


Apa itu loyalitas? Kenapa ada orang yg sering mengungkapkannya untuk suatu misi yang ia emban?

Karena tanpa loyalitas dalam diri, seseorang baru menunjukkan,” Betapa angkuhnya dia…”

Loyalitas itu seperti sebuah tanggung jawab untuk setiap amanah/kepercayaan/ pekerjaan, yang dilandasi kesetiaan dengan kesadaran optimal tanpa mengharap imbalan.

Loyalitas selalu menjadi pra sayarat implisit yang dibebankan bagi tiap pekerja di setiap instansi atau lembaga atau bentukan kelompok semiformal masyarakat. Tanpanya, bisa-bisa setiap pekerjaan atau kepercayaan yang ia emban, terlaksana setengah-setengah dan kadang kala hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dampaknya, banyak macam..! Untuk perusahaan atau industri, pegawai seperti itu langsung diberhentikan karena terlibat kasus suap, korupsi, kolusi, atau nepotisme… Untuk ormas, biasanya lebih parah lagi dampaknya, terkucilkan secara sosial!! Gara-garanya, membocorkan informasi, curang, atau ternyata menjadi kambing hitam. Kalau sudah begitu, hidup pun serasa bukan manusia karena tidak lagi menjadi makhluk sosial…

(Mungkin tahu sendiri,lah…,,kalau itu sampai terjadi pada seorang pemimpin…[tak bermaksud menyinggung kelompok, individu, atau 'tikus2 rakus']^)

Dalam Islam sendiri,loyalitas telah tertuang dgn sendirinya pada keenam Rukun Iman:

1. Beriman kepada Allooh Swt.
2. Beriman kepada Malaikat-malaikat
3. Beriman kepada Kitab-kitab
4. Beriman kepada Rasul-rasul
5. Beriman kepada Hari Kiamat
6. Beriman kepada Qada dan Qadar

Hal ini demikian sebab keenam Rukun Iman tersebut hakikatnya harus dilaksanakan dengan tulus ikhlas dan secara terus menerus (setia). Bila hanya ikhlas dan dilaksanakn sebntar,menurut Imam Al Jauziyah dalam kitab Al Hikam,berarti ia adalah seorang yang bosan karena pada awalnya ia melakukan dengan terpaksa.

Dalam hadits riwayat Muslim,
Rasulullah Saw. pun bersabda tentang loyalitas dalam agama:
“‘Agama adalah keikhlasan (kesetiaan dan loyalitas).’ Kami lalu bertanya,’Loyalitas kepada siapa,Ya,Rasulullah?’ Rasulullah menjawab,’Kepada Alloh,kepada kitab-Nya (Al-Quran), kepada Rasul-Nya,kepada pemimpin kaum muslimin,dan kepada rakyat awam.’”

Sang Ibu para Sufi pun,Rabi’ah Al ‘Adawiyyah,pernah berkata dalam syair beliau,kurang lebih seperti ini:
Ya Alloh,bila aku menyembah-Mu karena takut akan neraka,maka bakarlah aku di dalamnya. Bila aku menyembah-Mu untuk mendapatkan surga-Mu,maka campakkanlah aku darinya. Jika aku menyembah-Mu karena Engkau,maka janganlah Engkau perlihatkan wajah-Mu yang agung dan abadi padaku.

Subhanalloh,,siapkah kita untuk menyatakan demikian kepada Alloh Swt. seperti ibu Rabi’ah Al ‘Adawiyyah???

Menurut ana,jika kalian bertanya apa itu cinta sejati, maka jawabannya tidak lain adalah minimal seperti cinta ibu Rabi’ah Al ‘Adawiyyah kepada Robb-nya.
Bila cinta sejati yang secara maksimalnya,tidak lain adalah seperti cinta Rasulullah kepada Alloh Swt. Beliau adalah manusia paling takwa dan yang paling takut kepada Alloh Swt.,rela dengan seluruh jiwa dan raga beliau dan apapun di sekeliling beliau yang beliau cintai demi menempuh jalan kenabian yang diamanahkan kepada beliau. Beliau lah orang yang paling loyal dalam melayani dan mengabdi kepada Alloh Swt.

Saudaraku,yang insyaAlloh dirahmati Alloh Swt.,ada apa dengan kita yang tiap harinya menunaikan ibadah dan amanah dengan hati yang terbelah antara dunia dan akhirat…? Bukankah segala nikmat yang secara kasat mata(duniawi) telah sering kita dapatkan? Pernahkah minimal kita berucap alhamdulillah saat bangun tidur, sebagai ungkapan rasa syukur kita atas napas gratis tanpa alat inhaler?

Ayo kita merenung…
Seberapa loyal kah ruh kita kepada Alloh Swt. …

InsyaAlloh,bila loyalitas kepada Islam ini telah tertancap di ruhiyyah kita,, pastilah inner beauty dari diri ini terpancar dan membuat dunia dengan sendirinya akan tunduk di genggaman tangan kita… Kenapa tunduk di tangan( di genggaman tangan)? Karena di hati telah terisi penuh dengan cinta kepada Alloh Swt. yang tidak mungkin terlepas karena ia dijaga Alloh di dalam hati.Dan apabila yang di tangan itu terlepas,sekali-kali,tak ada kecewa,sesal,maupun ambisi..

Itulah prinsip shahabat Nabi Saw.tentang dunia dan seisinya,insyaAlloh…
“Jadikan Akhirat di relung hati…
Dan jadikan dunia di genggaman tangan…”

Let’s prove that Islam is Rahmatan Lil ‘Alamin!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar